Saturday 8 December 2012

Cara Memasang MP3 Player Online



• Silakan login ke blog sobat kemudian klik "Design". Jangan lupa untuk membuat back-up template sobat.
• Klik "Add New Widget" buat bikin widget MP3 Player Online, kemudian pilih HTML/Javascript Code.
• Ketikan "MP3 Player Online" pada Header/Title Widget.
• Copy-Paste kode berikut ini pada kotak widget.



<div style="padding: 3px; width: 244px; text-align: center; font: 14px Arial; font-weight: bold; color: #fff; background-color: #99cc00;">Dengar Lagu MP3 Indonesia</div>

<div style="margin:0px; padding:0px; width:100%;">
<script language="javascript" type="text/javascript" src="http://www.sejutalagu.com/wp-content/themes/sejutalagu/js/swfobject.js"></script>

<div id="player">
<h3>SejutaLagu MP3 Player</h3>
<p>Browser Anda belum memiliki Adobe Flash Player. <a href="http://get.adobe.com/flashplayer/" >Klik disini</a> untuk download.</p>
</div>

<script language="javascript" type="text/javascript">
var so = new SWFObject("http://www.sejutalagu.com/wp-content/themes/sejutalagu/mp3player/flashmp3player.swf", "player", "250", "250", "9");
so.addParam("quality", "high");
so.addVariable("content_path","mp3");
so.addVariable("color_path","http://www.sejutalagu.com/wp-content/themes/sejutalagu/mp3player/default.xml");
so.addVariable("script_path","http://www.sejutalagu.com/wp-content/themes/sejutalagu/mp3player/flashmp3player.php");
so.write("player");
</script>
<div style="float:left; margin:0px; padding:0px; font: 12px Tahoma; font-weight:bold;"><a href="http://www.monozcore.blogspot.com" rel="follow" style="color:#006699; text-decoration:none;" title="Widget MP3Player Online">Widget by MonozCore</a></div></div>
Read more ...

Sunday 2 December 2012

Cara Mudah Membuat Readmore


Bagaimana cara membuat readmore di blogspot dengan cara yang mudah dan cepat kilat di blog kesayangan sobat blogger . inilah pokok bahasan yang akan saya bahas untuk anda semua,hehehe.

baik sobat blogger, sebelumnya saya jelaskan sedikit apa gunanya read more pada blog kita. dengan adanya readmore blog sobat tampilan nya di home tidak terlalu memanjang ke bawah seperti tampilan home blog saya yang menggunakan readmore namun disini saya menggantinya dengan tulisan baca selengkapnya, itu seterah sobat.


Berikut cara memasang readmore di blogspot :



-Login ke blogger dengan ID sobat.



-Pilih Rancangan atau Tata Letak.



-Pilih Edit HTML.



-Centang tulisan "expand template widget".



-Lalu cari kode </head> : untuk mempermudah pencarian tekan F3.



-Lalu masukkan code di bawah ini tepat di atas </head>



<script type='text/javascript'> var thumbnail_mode = &quot;no-float&quot; ; summary_noimg = 430; summary_img = 340; img_thumb_height = 100; img_thumb_width = 120; </script>

<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
function removeHtmlTag(strx,chop){
if(strx.indexOf("<")!=-1)
{
var s = strx.split("<");
for(var i=0;i<s.length;i++){
if(s[i].indexOf(">")!=-1){
s[i] = s[i].substring(s[i].indexOf(">")+1,s[i].length);
}
}
strx = s.join("");
}
chop = (chop < strx.length-1) ? chop : strx.length-2;
while(strx.charAt(chop-1)!=' ' && strx.indexOf(' ',chop)!=-1) chop++;
strx = strx.substring(0,chop-1);
return strx+'...';
}
function createSummaryAndThumb(pID){
var div = document.getElementById(pID);
var imgtag = "";
var img = div.getElementsByTagName("img");
var summ = summary_noimg;
if(img.length>=1) {
imgtag = '<span style="float:left; padding:0px 10px 5px 0px;"><img src="'+img[0].src+'" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';
summ = summary_img;
}
var summary = imgtag + '<div>' + removeHtmlTag(div.innerHTML,summ) + '</div>';
div.innerHTML = summary;
}
//]]>
</script>


Kemudian sobat cari kode <data:post.body/>

Ganti kode <data:post.body/> dengan kode di bawah ini :


<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'>

<div expr:id='&quot;summary&quot; + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb(&quot;summary<data:post.id/>&quot;);
</script>
<span class='rmlink' style='float:right;padding-top:20px;'>
<a expr:href='data:post.url'> <b> readmore</b> &#187;&#187;&#160;&#160; </a></span>
</b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><data:post.body/>
</b:if>


Kemudian Save Template.

untuk keterangan readmorenya...
var thumbnail_mode = "float";: Letak thumbnail berada di “float” kiri atau jika tidak silahkan ganti dengan “no-float”;
summary_noimg = 250;: Jumlah karakter yang akan ditampilkan di posting tanpa gambar / thumbnail;
summary_img = 250;: Jumlah karakter yang akan ditampilkan di posting dengan gambar / thumbnail;
img_thumb_height = 120;: Tinggi thumbnail dalam ukuran pixel;
img_thumb_width = 120;: Lebar thumbnail dalam ukuran pixel;
READMORE-: Tulisan READMORE bisa diganti misalnya dengan “Baca Selengkapnya” dan apabila anda tidak ingin menampilkan judul dibelakang Readmore, sobat bisa menghapus code script ini .
Read more ...

Friday 30 November 2012

Tutorial Memasang Video di Blog Kita



Untuk mendukung beberapa tutorial yang saya berikan, tidak jarang saya menggunakan media video. Video yang saya gunakan itu bukan video milik saya yang saya upload ke
blogger.com, tapi video milik YouTobe. Kenapa saya mengambil video di situs Web YouTobe? Karena situs web YouTobe memiliki jutaan video yang bisa di pilih sesuai dengan tema atau kategori yang diinginkan. Emang boleh kita memasang Video youTobe di blog? Saya tidak begitu tahu tentang hal ini, tapi menurut saya, kalau memang YouTobe melarang kita untuk memasang video-nya, tidak mungkin dia menyiapkan kita Embed HTML yang bisa kita copy untuk menampilkan video dari YouTobe tersebut di blog.
Untuk memasang Video YouTobe di blog, sobat blogger harus mengunjungi situs YouTobe terlebih dahulu. Kalau sobat blogger sudah menemukan video yang sobat blogger inginkan, ikuti Tips Trik berikut :

Cara Memasang Video YouTobe di Blog :


Klik kanan pada video yang akan di pasang.

Terdapat 10 pilihan saat kita klik kanan yaitu, Copy Video URL, Copy Video URL at current time, Copy Embed HTML, Report playback issue, Copy debug info, Stop download, Pop out, Take speed test, Show video info, About HTML5. Kalau kita menggunakan media browser selain Firefox, mungkin pilihannya sedikit berbeda.



Klik Copy Embed HTML




Copy kode tersebut lalu paste di sidebar blog sobat atau di area postingan sobat.

Untuk mengatur tinggi atau lebar dari video YouTobe rubah angka berikut :

height="390" adalah ukuran tinggi

width="450" adalah ukuran lebar

 

Read more ...

Sejarah Musik Keroncong








Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponengamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musikrock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.


Fado, Gereja Protestan dan Musik Keroncong


Seperti diketahui bahwa Musik Keroncong [1] masuk ke Indonesia sekitar tahun 1512, yaitu pada waktu Ekspedisi Portugis pimpinan Alfonso de Albuquerque datang ke Malaka dan Malukutahun 1512. Tentu saja para pelaut Portugis membawa lagu jenis Fado, yaitu lagu rakyat Portugis bernada Arab (tangga nada minor, karena orang Moor Arab pernah menjajah Portugis/Spanyol tahun 711 - 1492. Lagu jenis Fado masih ada di Amerika Latin (bekas jajahan Spanyol), seperti yang dinyanyikan Trio Los Panchos atau Los Paraguayos, atau juga lagu di Sumatera Barat (budaya Arab) seperti Ayam Den Lapeh.


Pada waktu tawanan Portugis dan budak asal Goa (India) di Kampung Tugu dibebaskan pada tahun 1661 oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC), mereka diharuskan pindah agama dari Katholik menjadi Protestan, sehingga kebiasaan menyanyikan lagu Fado menjadi harus bernyanyi seperti dalam Gereja Protestan, yang pada tangga nada mayor.


Selanjutnya pada tahun 1880 Musik Keroncong lahir, dan awal ini Musik Keroncong juga dipengaruhi lagu Hawai yang dalam tangga nada mayor, yang juga berkembang pesat di Indonesia bersamaan dengan Musik Keroncong (lihat Musik Suku Ambon atau The Hawaian Seniors pimpinan Jenderal Polisi Hugeng).






Alat-alat musik





Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang Jawa.


Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti


▪ sitar India


▪ rebab


▪ suling bambu


▪ gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan


▪ gong.





Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup


▪ ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 diHawai, dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)


▪ ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);


▪ gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi);


▪ biola (menggantikan Rebab); sejak dibuat oleh Amati atau Stradivarius dari Cremona Itali sekitar tahun 1600 tidak pernah berubah modelnya hingga sekarang;


▪ flute (mengantikan Suling Bambu), pada Era Tempo Doeloe memakai Suling Albert (suling kayu hitam dengan lubang dan klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java), sedangkan pada Era Keroncong Abadi telah memakai Suling Bohm (suling metal semua dengan klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis Sunarno dari Solo atau Beny Waluyo dari Jakarta);


▪ selo; betot menggantikan kendang, juga tidak pernah berubah sejak dibuat oleh Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khasdipetik/pizzicato;


▪ kontrabas (menggantikan Gong), juga bas yang dipetik, tidak pernah berubah sejak Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600 membuatnya;





Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.


Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong (di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa main keroncong, dangdut, rock, polka, mars).


Jenis keroncong


Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.


Perkembangan musik keroncong masa kini





Setelah mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661, dan ini merupakanmasa evolusi awal musik keroncong yang panjang (1661-1880), hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong, sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880.


Dan akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong millenium). Tonggak awal adalah pada tahun 1879, di saat penemuan ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong (suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong millenium sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang (Bondan Prakoso).


Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah


(a) Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920),


(b) Masa keroncong abadi (1920-1960), dan


(c) Masa keroncong modern (1960-2000), serta


(d) Masa keroncong millenium (2000-kini)


Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920)

Ukulele ditemukan pada tahun 1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke selatan daerah Kemayoran dan Gambir (lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupaPentas Gaya Instanbul, yang mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya lewat jalur kereta api maupun kapal api. Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars, polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu itu Stambul I, Stambul II, dan Stambul III.





Pada waktu itu lagu Stambul berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagai Keroncong Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur dengan Tanjidor yang asli Betawi. Pada masa ini dikenal para musisi Indo, dan pemain biola legendaris adalah M.
Read more ...

Wednesday 28 November 2012

Sudjiwo Tedjo Maju di Pemilihan Capres 2014







Masih dua tahun lagi Pilpres 2014 apabila dihitung mulai dari sekarang yang baru menginjak tahun 2012. Cukup lama bagi masyarakat Indonesia yang “tidak tahu apa-apa”. Namun sebaliknya waktu yang singkat bagi elite politik untuk mempersiapkan segalanya. Ya, Pilpres 2014 hanyalah sebuah pertarungan politik saja! Pertarungan perlu dimulai jauh-jauh hari bila ingin memenangkannya. Mulai dari partai politik yang sibuk mempersiapkan calon serta membangun citranya, “membunuh” lawan politik, sampai pada persiapan yang tidak boleh diketahui masyarakat. semua itu dilakukan sejatinya tidak lebih untuk merebut simpati masyarakat, karena Negara kita ini telah menggunakan sistem demokrasi yang katanya dari rakyat untuk rakyat.





Dalam hal ini apabila kita bisa berpikir jernih maka sejatinya rakyatlah yang seharusnya berkuasa. Rakyat yang punya hak untuk menentukan segalanya, untuk itu perlu dimanja seperti balita. Ya, tak ubahnya balita yang masih polos, sangat memungkinkan untuk dibodohi karena dianggap masih belum tahu apa-apa. Namun, apabila mengetahui sedang dibodohi mereka akan mengamuk, untuk itu perlu dimanja. Diperlakukan istimewa, diberikan bantuan usaha, pinjaman modal, tokoh-tokoh masyarakat diberikan penghargaan,serta janji-janji manis untuk mengurangi pengangguran, memberikan lapangan pekerjaan, gaji buruh dinaikkan, biaya pendidikan dan kesehatan gratis, sembako murah dan lainnya yang akan direalisasikan ketika dirinya terpilih.

Hal itu akan sering dilakukan ketika menjelang Pilpres karena katanya dari rakyat untuk rakyat. Ketika Pilpres usai dan salah satu dari calon terpilih? Akankah janji manis hanyalah sebatas janji di atas ingkar? Selalu saja terus terjadi berulang kali dari masa ke masa, seakan telah menjadi budaya perpolitakan di Negara kita tercinta ini. Rakyat pun dengan terpaksa dapat memaklumi, karena sadar meskipun berteriak sekeras apapun tidak akan banyak membantu meskipun katanya mereka yang paling berkuasa di dalam sistem demokrasi ini. Tetaplah elite politik yang paling berkuasa, hingga sering kita jumpai di media tingkah mereka yang sakarepe udele dewe. Akibatnya jelas rakyat menjadi apatis dengan dinamika perpolitikan seperti ini. Politik kejam, kotor, menindas dan sama sekali tidak menguntungkan, kata-kata seperti itu sering terdengar dari mulut rakyat kecil. Semua elite politik sama, kinerjanya sama-sama mengecewakan. Kesantunan yang di bawa SBY juga ternyata berujung tragis, berusaha memainkan citra untuk meraih simpati rakyat pada akhirnya partainya diserang lawan politik dan hancurlah citra yang selama ini ditampilkan di depan rakyat Indonesia. Kinerjanya juga tekesan lamban karena harus bersolek terlebih dahulu sebelum bekerja agar terlihat ganteng. Rakyat butuh pemimpin yang capcus! Kritikan baik secara manis ataupun pedas banyak ditujukan pada Presiden Republik Indonesia ini, dan salah satu sosok yang rajin mengeluarkan kritik terhadap dinamika perpolitikan adalah Sudjiwo Tedjo yang katanya seorang budayawan itu. Gerakan perlawanannya banyak dilakukan melalui seni karena jelas beliau adalah seorang budayawan bukan dosen. Gerakan yang cukup menarik dilakukakan olehnya adalah dengan membentuk sebuah komunitas Jancukers melalui twitter untuk melawan kesantunan karena dianggap gagal membawa perubahan. Beliau juga menulis buku Ngawur Karena Benar dan Jiwo Janc#k.Jancukers adalah sebuah miniatur Negara yang dipimpin oleh Sudjiwo Tedjo sebagai Presiden Republik Jancukers. Tentu saja di dalamnya tidak mengenal kesantunan, karena ideologi dari negeri Jancukers ini adalah "ngawurisme" dengan gaya Urakan. Menurutnya Urakan berbeda dengan kurang ajar. Urakan adalah pelanggaran peraturan termasuk dalam pikiran karena tidak sesuai dengan hati nurani. Kurang ajar adalah pelanggaran yang dilakukan hanya karena dorongan nafsu sesaat. Negeri Jancukers mampu mendapat banyak apresiasi dari masyarakat, karena selama ini masyarakat lebih banyak terkekang oleh kesantunan, mereka tidak bebas mengekspresikan jiwanya karena takut melanggar tata nilai yang telah ada. Sujiwo Tejo sebagai seorang budayawan mampu hadir sebagai tokoh untuk memberikan pemahaman lain kepada masyarakat bahwa urakan bukan sesuatu yang lebih buruk daripada kesantunan. Adakah perubahan konkrit yang dihasilkan oleh kesantunan bagi Negara ini? Akankah kita akan men-judge bahwa Urakan tidak lebih baik sebelum bertindak? Sudjiwo Tedjo mampu menawarkan pola pikir yang berbeda ditengah kejengahan masyarakat akan kesantunan elite politik yang ternyata diselimuti dengan kemunafikan. Kemungkinan untuk maju dalam Pilpres 2014? Beliau bisa hadir sebagai capres alternatif ditengah capres yang mungkin hanya itu-itu saja. Selain itu pencalonannya juga bisa sebagai bentuk kritik bahwa orang Urakan mempunyai hak untuk memimpin negeri ini. Namun, beliau mungkin tidak berminat untuk masuk dalam dunia politik karena beliau adalah seorang budayawan. Toh, saat ini beliau masih menjabat sebagai Presiden Republik Jancukers. Lebih asyik melakukan gerakan melalui seni yang cukup cerdas yang selama ini telah dilakukannya.








Hiduplah selalu republik Janc#kku untuk merubah dunia yang semakin buntu ini.
Read more ...

Republik Jancukers



 

Kita melihat dalam jiwa raga kita selaku the Java kini sudah enggan untuk meneruskan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Bahasa jawa yang merupakan bahasa daerah kita, kini jarang sekali, bahkan kita enggan untuk menggunakannya. Padahal banyak sekali budaya-budaya kita yang perlu kita ketahui.Kami terinspirasi dari seorang budayawan jawa dari jawa timur, bernama AGUS HADI SUDJIWO alias SUDJIWO TEDJO selaku bapak presiden REPUBLIK JANCUKERS, yang begitu jeli dalam melestarikan budaya jawa, sampai-sampai beliau tidak setuju kalau KESANTUNAN disalah artikan sebagai topeng untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh.Oleh karena itu mari kita satukan presepsi kita dalam satu kesatuan REPUBLIK JANCUKERS dengan tujuan:




1. Mempererat tali silaturahim antar sesama (suku jawa) maupun orang lain (suku non jawa).

2. Mengenali dan melestarikan budaya jawa.

3. Bersatu untuk melawan kesantunan yang sudah disalah artikan.

4. Menyatukan idiologi kita sebagai bangsa Indonesia dan menjaga budaya kita dari pengklaiman bangsa asing.




MAKNA JANCUK DAN SANG PELOPOR JANCUKERSTAK SELAMANYA JANCUK ITU NEGATIVE..!!!Inilah budaya jawa yang sarat makna. Kata jancuk yang selama ini dipakai oleh orang jawa timur sebagai ungkapan rasa marah, umpatan, dan kecewa telah memaknai dirinya lebih luas dari makna bawaanya. Saking seringnya kata jancuk dipakai dalam pergaulan sehari-hari perluasan makna jancuk sekarang ini seolah-olah sudah diterima sebagai ungkapan biasa dan bahkan di sebagian situasi dan kondisi kata jancuk sudah menjadi isyarat keakraban. Dari segi asal usulnya kata jancuk memang sulit dipastikan, apakah ini asli bahasa jawa atau serapan dari bahasa lain. Menurut informasi yang beredar di masyarakat, ada beberapa pendapat yang menyebutkan tentang asal-usul kata jancuk. Ada yang bilang bahwa jancuk itu berasal dari bahasa arab, dari kata Da’ Su’yang berarti tinggalkanlah kejelekan atau keburukan. Ada pula yang berpendapat bahwa kata jancuk adalah turunan kata ‘di-encuk’ dalam bahasa jawa berarti disetubuhi dan lain sebagainya. Kata jancuk juga mempunyai varian atau sinonim, beberapa diantaranya adalah diangkrik, jiangkrik, dancok, jiancok dan lain-lain.Dalam kaitanya dengan budaya jancuk menurut saya mempunyai keunikan tersendiri. Jikalau jancuk digunakan untuk mengumpat atau melampiaskan kemarahan, disana jancuk mempunyai porsinya sendiri sebagai kata yang kotor dan tidak pantas untuk diucapkan. Lain lagi jikalau jancuk digunakan untuk mengungkapkan sebuah kekaguman, “Jancok, ayune rek….(Wah, Cantik bener…)” rasa yang timbul ketika mengungkapkan jancuk itu sudah berbeda dan tidak ada unsur kejelekan sama sekali. Jancuk juga sangat pas digunakan untuk mengungkapkan sebuah kerinduan “Jancok, kon nandi ae, suwe ga ketoro ” kurang lebih artinya seperti ini, “Dari mana saja kamu, kok lama ga kelihatan”. Dan saya kira tidak ada bahasa manapun yang mampu mewakili kata jancuk di dunia ini. Coba anda cari padanan kata jancuk di dalam bahasa lain, dalam bahasa inggris mungkin sama artinya dengan “Fuck” dalam bahasa Indonesia ada kata “Babi, Anjing” akan tetapi konteks jancuk tidak sesempit itu.




Kata fuck tidak bisa digunakan untuk mengagumi sesuatu begitu juga babi dan

anjing.Kata jancuk sekarang sedang ngetrend akibat sang pelopor jancukers Mbah Sudjiwo Tedjo. Mungkin beliau sengaja memilih kata jancuk sebagai sebuah ungkapan yang pas untuk mengatakan bahwa jancuk itu belum tentu jancuk. Dimana artinya kita ini harus mempunyai wawasan yang luas untuk memahami sesuatu jangan dilihat dari bleger atau wujud yang nampak. Saya menangkap bahwa mbah tedjo sedang member pelajaran kepada kita untuk saling menghargai sesuatu.










Read more ...

Sejarah Musik Rock

A. Pengertian dan sejarahnya





Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik".Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi di atas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, trompet atau trombon.

B. Evolusi Musik Rock


Tahun 1950-an - awal 1960-an:


Rock and rollClassic rockProgressive rock


Tahun 1970-an:


Psychedelic rockHard rockPunk RockHeavy metalHardcore punk


Tahun 1980-an:


Alternative rockGlam metalSpeed metalAvant-garde metal
Extreme metal/Underground metal:Thrash metalDeath metalBlack metalGrindcoreGothic metalDoom metalIndustrial metal


Tahun 1990-an:


GrungeBritpopIndie rock
Ragam hibrid:Rap rockPop punkPost-grungeNu metal



Tahun 2000-an:


Emo
Read more ...

Tuesday 27 November 2012

Profil Gorillaz




Gorillaz merupakan band virtual asal Inggris yang telah eksis di dunia musik sejak tahun 2001. setelah sukses dengan album Gorillaz dan Demon dayz , akhirnya pada awal maret 2010 Gorillaz merilis album ketiga yang dikasih judul Plastic Beach. Album ini masih dominan trip-hop, dengan kolaborasi bersama artis-artis hip-hop, namun dengan konsep yang lebih sinematik. lagu Stylo dijagokan sebagai single pertama yang video klipnya sudah dirilis yang menceritakan aksi balapan2 di jalanan.


Band hasil kreasi dari Damon Albarn (pentolan grup band Blur) dan Jamie Hawlet (komikus, pengarang komik Tank girl ) memang unik , ide untuk membuat Gorrilaz muncul ketika mereka tinggal bersama di sebuah flat. Damon mengurusi masalah musik sedangkan Jamie berkutat dengan bentuk karakter animasi tiap personil Gorrilaz. Walaupun cuma ada dua orang dibalik layar, tapi Gorrilaz terdiri 4 anggota yang semuanya animasi : 2D (lead vocal, keyboard), Murdoc Niccals (bass ), Noodle (guitar) dan Russel Hobbs (drum).












Sosok asli Jamie dan Damon






bukan saja hanya untuk proyek virtual band, Damon dan Jamie juga membuatkan biografi masing-masing personil Gorrilaz , bahkan ada “rumah” untuk para anggota Gorillaz yang diliput dan disiarkan di acara MTV Cribs..


sekilas tentang profil member Gorillaz..






1. 2D









Stuart Pot (lahir di Crawley, Inggris 23 Mei 1978), lebih dikenal dengan nama panggung: 2D atau hanya dieja sebagai two dee. kedua mataya buta akibat insiden tabrakan dengan mobil Murdoc






2. Murdoc Niccals









Murdoc Faust (sebelumnya Alphonse) Niccals (kadang-kadang dieja Nichals atau Nicalls. Lahir 6 Juni 1966) adalah anggota Gorillaz yang paling nyeleneh, Murdoc mengklaim dirinya sebagai frontman band dan sering melakukan kekerasan pada anggota band lainya terutama 2D






3. Noodle









Noodle (lahir 31 Oktober 1990) berposisi sebagai gitaris serta menjadi backing vocal untuk band. satu-satunya personil cewek di band.. dari perawakannya noodle merupakan keturunan jepang






4. Russel Hobbs












Russel Hobbs Lahir di Brooklyn, New York, pada 3 Juni 1975, mempunyai hobi memasak dan juga penyanyang anak kecil. Russel adalah personel yang misterius di band


kalau tampil live Gorillaz selalu memakai layar/ screen yang besar untuk menampilkan para anggota Gorrilaz (tentunya berbentuk animasi) yang bernyanyi dan bermain musik layaknya seperti menonton film kartun di layar tancep. Bahkan untuk sesi wawancara di televisi diwakili oleh 2D dan Murdoc. Tapi sejak rilis album ketiga, para orang dibalik layar Gorrilaz (si Damon dan auditional player band ) mau menampakkan diri mereka tampil langsung didepan para penonton.









Gorillaz saat tampil live April 2010






Seandainya sobat2 blogger bercita-cita punya Virtual Band, seperti apakah imajinasi sobat blogger tentang band itu ( karakter dan prilakunya masing anggota band) ?
Read more ...

Orang Keturunan indonesia Yang Top Di luar negeri



1. Anggun C. Sasmi





Tak perlu diragukan lagi dialah artis pertama Indonesia yang bisa mengembangkan sayapnya hingga ke Eropa. Pada tahun 1994, Anggun memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan mewujudkan impiannya menjadi artis bertaraf internasional. Dengan bantuan Erick Benzi, seorang komposer besar Perancis, pada tahun 1997, Anggun berhasil merilis album internasional pertamanya, Snow on the Sahara, di lebih dari 33 negara di seluruh dunia. Anggun tercatat sebagai penyanyi Asia paling sukses di luar Asia.










2. Daniel Sahuleka









Penyanyi kelahiran Semarang, 6 Desember 1950 adalah seorang penyanyi Belanda yang berdarah Ambon, Indonesia. Ia tinggal di Winterswijk, dimana bakat menyanyi dicuatkan oleh Rudy Bennett. Daniel tidak banyak menerbitkan album. Beberapa lagunya yang terkenal di Indonesia antara lain adalah You Make My World So Colorful yang muncul pada awal 1980-an sebagai salah satu lagu dalam album Daniel Sahuleka (1977), serta "Don't Sleep Away The Night" yang merupakan single album dengan judul yang sama pada tahun 1978. Di awal kariernya sebagai penyanyi rekaman, Daniel bernaung di bawah Polydor (Netherland).










3. Shandy Sandoro








Shandy lahir di Jawa tengah dari keluarga pemusik. Sepupu dari Ira Maya Sophia ini kerap menghabiskan waktunya untuk bermain band menyanyikan lagu-lagunya Van Hallen, Mr. Big dan the Black Crows waktu SMA. Selama kuliah Shandy harus menanggung biaya hidup dan kuliahnya sendiri. Dia menjadi street musician atau pengamen di kota Berlin untuk memperoleh penghasilan setelah gagal diterima kerja di sebuah supermarket. Disinilah Shandy mulai di kenal oleh komunitas musisi di Jerman.Banyak yang tidak menyangka kalau Shandy adalah orang Indonesia atau asia. Kalau hanya mendengarkan suaranya, orang akan menyangka kalau Shandy merupakan artis American-African karena suaranya yang sangat soulful.






Pada tahun 2007, Shandy mencoba mengikuti Stefan Raabs song contest dan berhasil meraih posisi ke-5. Pada bulan April 2008, Shandy akhirnya mengeluarkan album indie yang berisikan lagu-lagu hasil ciptaanya yang berjudul “Why Dont We”. Single pertamanya yang berjudul “Shine” merupakan hasil kolaborasi dengan DJ Ibiza dan Dublex Inc yang masuk dalam chart hits di radio-radio di Eropa. Atas jasanya mengharumkan nama Indonesia, pada Agustus 2008, KBRI Jerman memberinya anugerah Satya Lencana Karya Satya.


Pada tahun 2009, atas dorongan Brandon Stone seorang produser musik, Shandy mengikuti kontes New Wave. Kontes yang mirip dengan Idol ini merupakan salah satu event pencari bakat musik yang penting dan menarik jutaan pemirsa dan media internasional.Shandy menjadi pemenang dari kontes ini bersama dengan seorang penyanyi Ukraina. Di kontes ini, Shandy membawakan beberapa lagu diantaranya When a man loves a woman dan sebuah lagu karangannya sendiri yang berjudul “End of the Rainbow”. Shandy mendapat nilai 10 dan standing ovation ketika menyanyikan lagu-lagu ini. Bahkan juri memuji keberaniannya karena dia membawakan lagu ciptaannya sendiri. Nama Shandy menjadi lebih kuat dan terkenal di dunia internasional setelah memenangkan kontes ini.






4. Meeghan Henry








Lahir di Surabaya pada 7 Januari 1995, remaja berusia 15 tahun ini memiliki darah Indonesia dari sang ibu yang orang Surabaya asli. Namun ketika Meeghan berusia empat tahun keluarganya hijrah ke Los Angeles, AS.


Di dunia musik karier Meeghan dimulai ketika musikus sekaligus produser Ronnie King menangkap bakatnya ketika dia berada di California Sound Studios. Melihat bakat Meeghan, King pun meneawarinya untuk menekan kontrak dengan Wright Records Inc., sebuah label independen. Selain aktif bernyanyi di acara sekolah dan berbagai acara di kota tempat tinggalnya, Meeghan rajin mengikuti kompetisi di dunia model. Beberapa prestasi yang pernah diraihnya antara lain menjadi runner-up Child Model of The Year di New York pada tahun 2000 dan juara Little Miss San Dimas pada 2004.






5. Wisnu Witono Adhi








Wisnu Witono , pria kelahiran Jakarta 9 September 1983, menjadi terkenal di Norwegia. Setelah ia menjadi satu-satunya peserta asing yang berhasil melaju ke babak lima besar ajang pencarian bakat Norwegian Idol Prestasi yang dicapai Wisnu tentu saja membuat banyak orang bangga setelah suksesdi Norwegian Idol 2006 , wisnu mulai merilis beberapa album yang terkenal hingga saat ini










6. Michelle Branch








Michelle Jacquet DeSevren Branch (lahir di Phoenix, Arizona, 2 Juli 1983; umur 26 tahun) adalah seorang penyanyi, pencipta lagu dan gitaris asal Amerika Serikat. Sebagai bayi prematur yang lahir 7 pekan lebih awal, nama depannya diambil dari sebuah lagu The Beatles yang berjudul "Michelle". Penyanyi blasteran Irlandia, Indonesia, Perancis, dan Belanda ini memiliki dua saudara.


Nenek Michelle Branch dari ibunya lahir di Jawa Timur sehingga kemungkinan besar Michelle adalah keturunan Jawa. Ada kemungkin pula ia keturunan Madura. Itu juga tidak menutup kemungkinan, ia berdarah Sunda ataupun Tionghoa.Michelle Branch menjadi bintang tamu dalam serial televisi Buffy The Vampire Slayer dan American Dreams.


Pada 23 Mei 2004, Branch menikah dengan seorang gitaris bas bandnya, Teddy Landau, berusia 19 tahun lebih tua dari dirinya, di Meksiko. Anak pertama dari pasangan suami istri ini lahir pada 3 Agustus 2005 dengan nama Owen Isabelle.Sekarang Michelle Branch bergabung di sebuah band yang bernama The Wreckers, dengan single pertama "The Good Kind".






7. Reza Ningtyas Lindh








Reza lahir di Jakarta 1 Januari 1981. Sejak tahun 2004 ia tinggal di Lund, kota kecil di bagian selatan Swedia. Reza menetap disana setelah menikah dan bekerja sebagai pembantu koki. awal mula menyanyi di publik sejak berusia sembilan tahun ketika menyanyi pada perayaan HUT RI. Reza juga pernah berpartisipasi pada Asia Bagus, suatu program pencarian bakat penyanyi Asia di era tahun 90-an.Sejak menetap di Swedia Desember 2004, Reza hanya menyanyi pada perayaan HUT RI di wilayah Skine, Swedia tahun 2006 dengan suaranya yang mengejutkan warga Indonesia lainnya.






Pada awal musim panas tahun 2006 ketika tim audition tiba di Malmo dekat kota Lund, rekan Reza secara diam-diam menjebaknya untuk ikut audisi. Dengan alasan akan mengajak Reza jalan-jalan ke Kopenhagen, teman-teman Reza langsung membawanya ke tempat Audition dimana ratusan orang lainnya juga sudah menunggu giliran.Di sinilah awal perjalanannya di kontes Idol 2009 dimana para juri memilihnya untuk masuk dalam 20 besar di Stockholm yang kemudian disiarkan langsung secara nasional untuk memilih 12 finalis.






8. Liquicia Anggraini








Perempuan 33 tahun kelahiran Bandung ini mulai melebarkan sayap di tanah air dengan menggandeng retail Harvey Nichols di Grand Indonesia. Ia tertarik mendalami dunia fashion sejak pertama kali menginjakkan kakinya di kota fashion dunia, New York, sepuluh tahun lalu. Ia belajar mode di Fashion Institute Tecnology. Koleksi Liquica telah dipasarkan di beberapa kota di Amerika seperti Arkansas, California, Georgia, Illinois, Minnesota, South Carolina, Virginia dan New York. Juga sudah merambah beberapa negara seperti Jepang, Dubai, dan Puerto Rico






9. Tania Gunadi








Nama artis Tania Gunadi nyaris tak terdengar di Indonesia. Padahal, Mojang kelahiran Bandung, 29 Juli 1983 ini merupakan bintang sejumlah film televisi dan layar lebar di Amerika. Bahkan boleh jadi Tania Gunadi merupakan satu-satunya artis asal Indonesia yang eksis dalam industri film Amerika terutama dalam film serial televisi.






Tania Gunadi hijrah dari Bandung ke Los Angeles bersama keluarga saat dia masih remaja. Karena menyukai akting, Tania masuk sekolah akting dengan pengajar Robert F. Lyons. Robert F. Lyons merupakan mantan aktor Hollywood yang membintangi sejumlah film laris di era 70-an sampai 80-an, seperti “Cease Fire”, “Gunsmoke” dan “Dealing”.






Setelah ditempa di sekolah akting Robert F. Lyons, Tania mulai mendapat peran pertama dalam sebuah film pendek sebagai seorang penari. Film pertama Tania Gunadi adalah “A Real Job” yang diproduksi tahun 2001. Namun sejak itu dia mulai mendapat berbagai tawaran komersial untuk produksi Disney Channel. Nama Tania Gunadi memang cukup dikenal sebagai pemain dalam sejumlah produksi TV Disney Channel. Dia berperan sebagai Allison Wong dalam serial komedi Disney Channel berjudul “Even Stevens”.






10. Adi Priyo Sambodo








Adi Priyo Sambodo merupakan penyanyi utama 6ixth Sense (Malaysia). Berasal dari Jember, Jawa Timur. Beliau lahir pada 1 Oktober 1983. lagu ciptaanya yang terkenal di malaysia adalah Khatimah Cinta dan Hikayat Cinta. Di Malaysia karya lagu Adi Priyo Sambodo di 6ixth Sense telah mendapatkan berbagai penghargaan
Read more ...

Sejarah Penemuan Kamera




Sejarah fotografi tidak akan lepas dari penemuan kamera dan film. Dengan penemuan film, kita dapat mereproduksi gambar, dan proses pencahayaan film tersebut terjadi di dalam kamera. Menurut sejarah, prinsip kerja kamera telah ditemukan sejak zaman Aristoteles, bahkan mungkin sebelumnya. Aristoteles mengadakan percobaannya dengan merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, digelar di atas tanah dan diberi antara untuk menangkap bayangan matahari. Sehingga cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah dan gerhana matahari dapat diamati. Kemudian penemuan kamera obscura ditemukan oleh Leonardo da Vinci, sorang pelukis dan ilmuwan. Kamera obscura berupa sebuah kamar gelap yang diberi lubang kecil di salah satu sisinya, sehingga seberkas cahaya dapat masuk dan membuat bayangan dari benda-benda yang ada di depannya.Pada mulanya kamera ini tidak begitu diminati, karena cahaya yang masuk amat sedikit, sehingga bayangan yang terbentuk pun samar-samar. Penggunaannya terutama masih untuk menggambar benda-benda yang ada di depan kamera. Penggunaan kamera ini baru populer setelah ditemukannya lensa pada tahun 1550. Dengan lensa pada kamera ini, maka cahaya yang masuk ke kamera dapat diperbanyak, dan gambar dapat dipusatkan, sehingga menggambar menjadi lebih sempurna.

Tahun 1575 , kamera portable yang pertama baru dibuat, dan penemuan kamera ini untuk menggambar makin praktis. Baru tahun 1680 lahir kamera refleks pertama, namun penggunaannya masih untuk menggambar, karena bahan baku untuk mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa selain dengan menggambar masih belum ditemukan. Jadi, pada zaman tersebut, kamera masih dipakai untuk mempermudah dalam menggambar. Dimana hasil dari kamera tersebut masih belum dapat direproduksi, karena belum ditemukannya film negatif. Sejarah penemuan film dimulai ketika orang berusaha untuk dapat mengabadikan benda yang berada di depan kamera, sudah mulai berkembang sejak abad ke-19, dengan adanya penemuan penting oleh Joseph Niepce, seorang veteran Perancis. Ia bereksperimen dengan menggunakan Aspal Bitumen Judea. Dengan pencahayaan 8 jam, ia berhasil mengabadikan benda yang berada di depan lensa kameranya menjadi sebuah gambar pada plat yang telah dilapisi bahan kimia tersebut. Namun melalui percobaaan ini masih belum dapat membuat duplikat gambar. Percobaan demi percobaan telah dilakukan untuk menemukan bahan pembuat duplikat gambar, tetapi tetap gagal. Sampai akhirnya Sir Henry Talbott menemukan Callotype dari bahan kertas yang gambar-gambarnya berupa gambar negatif dan dapat direproduksi. Tapi penemuan ini kurang diminati, karena hasilnya kurang tajam. Kemudian lahirlah Collodion, bahan baku fotografi yang diperkenalkan oleh Frederick Scott Archer, dengan menggunakan kaca sebagai bahan dasarnya. Proses ini adalah proses basah. Bahan kimia tersebut dilapiskan ke kaca, kemudian langsung dipasang pada kamera obscura, dan gambar yang dihasilkan lebih baik. Cara ini banyak dipakai untuk memotret di seluruh Eropa dan Amerika, sampai ditemukannya bahan gelatin dan ditemukannya bahan kimia yang dapat digunakan untuk proses kering.





Tahun 1895 , George Eastman membuat film gulung (roll film) dengan bahan gelatin, yang dipakai untuk memotret (mengabadikan citra alam) sampai sekarang. Penemuan-penemuan tersebut di atas telah mempermudah kita dalam mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa dan mereproduksinya, sehingga para fotografer, baik amatir maupun profesional dapat menghasilkan suatu karya seni tinggi, tanpa perlu terhalang oleh keterbatasan teknologi.
Read more ...

Friday 23 November 2012

Sejarah Tembang Macapat


Macapat sebagai sebutan metrum puisi jawa pertengahan dan jawa baru, yang hingga kini masih digemari masyarakat, ternyata sulit dilacak sejarah penciptaanya. Purbatjaraka menyatakan bahwa macapat lahir bersamaan dengan syair berbahasa jawa tengahan, bilamana macapat mulai dikenal , belum diketahui secara pasti. Pigeud berpendapat bahwa tembang macapat digunakan pada awal periode Islam. Pernyataan Pigeud yang bersifat informasi perkiraan itu masih perlu diupayakan kecocokan tahunnya yang pasti.


Karseno Saputra memperkirakan atas dasar analisis terhadapbeberapa pendapat beberapa pendapat dan pernyataan. Apabila pola metrum yang digunakan pada tembang macapat sama dengan pola metrum tembang tengahan dan tembang macapat tumbuh berkembang sejalan dengan tembang tengahan, maka diperkirakan tembang macapat telah hadir dikalangan masyarakat peminat setidak-tidaknya pada tahun 1541 masehi. Perkiraan itu atas dasar angka tahun yang terdapat pada kidung Subrata, Juga Rasa Dadi Jalma = 1643 J atau 1541 masehi. ( Saputra, 1992 : 14 )


Penentuan ini berpangkal pijak dari pola metrum macapat yang paling awal yang terdapat didapat kidung Subrata. Sekitar tahun itu hidup berkembang puisi berbahasa jawa kuno, jawa tengahan dan jawa baru yaitu kekawin, kidung dan macapat. Tahun perkiraan itu sesuai pula dengan pendapat Zoetmulder lebih kurang pada abad XVI di jawa hidup bersama tiga bahasa, yaitu jawa kuno, jawa tengahan dan jawa baru.


Dalam Mbombong manah I ( Tejdohadi Sumarto, 1958 : 5 ) disebutkan bahwa tembang macapat ( yang mencakup 11 metrum ) di ciptakan oleh Prabu Dewawasesa atau Prabu Banjaran sari di Sigaluh pada tahun Jawa 1191 atau tahun Masehi 1279. Tetapi menurut sumber lain, tampaknya macapat tidak hanya diciptakan oleh satu orang, tetapi oleh beberapa orang wali dan bangsawan. ( Laginem, 1996 : 27 ). Para pencipta itu adalah Sunan Giri Kedaton, Sunan Giri Prapen, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, Sunan Muryapada, Sunan Kali Jaga, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Geseng, Sunan Majagung, Sultan Pajang, Sultan Adi Eru Cakra dan Adipati Nata Praja.


Namun berdasarkan kajian ilmiah ada dua pendapat yang memiliki sedikit perbedaan tentang timbulnya macapat. Pendapat pertama bertumpu bahwa tembang macapat lebih tua dibanding tembang gede dan pendapat kedua bertumpu pada anggapan sebaliknya. Kecuali pendapat itu ada pendapat lain tentang timbulnya macapat berdasarkan perkembangan bahasa.


A). Tembang macapat lebih tua daripada tembang gede

Pendapat pertama beranggapan bahwa tembang macapat lebih tua dari pada tembang gede tanpa wretta atau tembang gede kawi miring. Tembang macapat timbul pada zaman Majapahit akhir ketika pengaruh kebudayaan Islam mulai surut ( Danusuprapta, 1981 : 153-154 ). Dikemukakan pula oleh Purbatjaraka bahwa timbulnya macapat bersamaan dengan kidung, dengan anggapan bahwa tembang tengahan tidak ada. ( Poerbatjaraka, 1952 : 72 )


B). Tembang macapat lebih muda daripada tembang gede

Pendapat kedua beranggapan bahwa tembang macapat timbul pada waktu pengaruh kebudayaan Hindu semakin menipis dan rasa kebangsaan mulai tumbuh, yaitu pada zaman Majapahit akhir. Lahirnya macapat berurutan dengan kidung muncullah tembang gede berbahasa jawa pertengahan, berikutnya muncul macapat berbahasa jawa baru. Dan pada zaman Surakarta awal timbul tembang gede kawi miring. Bentuk gubahan berbahasa jawa baru banyak digemari adalah kidung dan macapat. Proses pemunculannya bermula dari lahirnya karya-karya berbahasa jawa pertengahan yang biasa disebut dengan kitab-kitab kidung, kemudian muncul karya-karya berbahasa jawa baru berupa kitab-kitab suluk dan kitab-kitab niti. Kitab suluk dan kitab niti itu memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan macapat.


C). Tembang macapat berdasarkan perkembangan bahasa

Dalam hipotesis Zoetmulder ( 1983 : 35 ) disebutkan bahwa secara linguistik bahasa jawa pertengahan bukan merupakan pangkal bahasa jawa baru. Melainkan merupakan dua cabang yang terpisah dan divergen pada bahasa jawa kuno. Bahasa jawa kuno merupakan bahasa umum selama periode Hindu – Jawa sampai runtuhnya Majapahit. Sejak datangnya pengaruh Islam, bahasa jawa kuno berkembang menurut dua arah yang berlainnan yang menimbulkan bahasa jawa pertengahan dan bahasa jawa baru. Kemudian, bahasa jawa pertengahan dengan kidungnya berkembang di Bali dan bahasa jawa baru dengan macapatnya berkembang di Jawa. Bahkan, sampai sekarang tradisi penulisan karya sastra jawa kuno dan pertengahan masih ada di Bali.
Read more ...

Wednesday 21 November 2012

Profil Candra Malik

CANDRA MALIK, sebuah profil dan Kidung Sufi.






Candra Malik. Lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 25 Maret 1978, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan suami istri Raden Sukarsono yang bernama lain Muhammad Bashir dan Sri Ida Ningsih Ali. Dari ayahnya, dalam tubuh Candra mengalir darah Kerajaan Demak, Jawa. Oleh Sunan Kudus, leluhurnya ditugaskan mensyiarkan agama Islam ke Madura dan Jember. Sedangkan dari ibunya, mengalir darah Kerajaan Sangihe Talaud, Sulawesi. Gus Candra, demikian ia disapa, dibesarkan dalam tradisi Islam yang kental dengan nafas Sufisme.


Belajar agama dari kakek dari pihak ibunya, Abdullah Ali, sejak kanak-kanak, Candra tumbuh dengan mengakrabi ritual-ritual Tasawuf. Ia juga mengaji kepada Habib Ja'far bin Badar bin Thalib bin Umar bin Ja'far, guru dari kakeknya, di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Pada 1993, Candra lebih mendalami lagi Ilmu Tasawuf dengan belajar kepada Kiai Muhammad Muna'am, seorang mursyid yang tinggal di Sukosari, Sukowono, Jember, Jawa Timur, meski harus mondar-mandir.

Sambil bekerja sebagai wartawan di suratkabar Jawa Pos pada akhir 1999 di Yogyakarta, Candra menimba kearifan Sufisme dengan belajar kepada Syekh Ahmad Sirullah Zainuddin, wakil talqin dari Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyah, sebelum akhirnya pada 2001 belajar langsung kepada mursyid tarekat tersebut, yaitu K.H. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin [Abah Anom], yang juga pengasuh Pesantren Suryalaya, di Jawa Barat.


Setelah sebagian gurunya wafat, Candra seizin Syekh Ahmad Sirullah Zainuddin meneruskan belajar Tasawuf kepada Mawlana Syekh Hisyam Kabbani, mursyid Tarekat Naqsabandiy Haqqani, pada 2010. Setahun kemudian, dia menghadap kepada seorang Waliyullah, K.H. Kholilurrahman [Ra Lilur], di Bangkalan, Madura, cicit dari Waliyullah Besar, K.H. Kholil bin Abdul Latief atau lebih dikenal dengan Syaikhona Kholil Bangkalan, untuk semakin memantapkan Jalan Sunyi Tasawuf dalam hidupnya.


Ditinggal wafat oleh ayahnya ketika masih remaja tak membuat Candra putus asa, apalagi ia memang memilih hidup tak serumah dengan keluarganya, sejak sekolah menengah atas. Ia juga tak sempat belajar agama dari K.H. Mashuri di Kalisat, Jember, Jawa Timur, karena kakek dari pihak ayahnya ini telah wafat sebelum Candra dilahirkan.


Sejak berhenti dari Jawa Pos dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Liputan Indo.Pos, koran jaringan Jawa Pos di Jakarta, Candra Malik bekerja sebagai kontributor di sejumlah media cetak. Antara lain, Tabloid Nyata, Majalah ART Indonesia, dan Majalah Travel Lounge. Saat ini, ia masih menulis untuk koran berbahasa Inggris, The Jakarta Globe. Candra juga mengasuh sebuah kolom tentang Sufisme di Solopos, sebuah koran lokal di Jawa Tengah, bertajuk Matahati, di rubric Khazanah.

Memiliki tempat tinggal di kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah, dan mengasuh Pesantren Asy-Syahadah, di Desa Segoro Gunung, di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah; Candra dan istrinya, Anis Ardianti, beserta tiga anak mereka; Abra Bumandhala Byoma [7], Arane Langit Manikmaya [5], dan Cyra Akasha Bumi [1,5] kini tinggal di Depok, selatan Jakarta. Secara reguler, ia masih mengajar di pesantren Tasawuf tersebut, namun menggunakan sebagian waktunya untuk silaturahmi. dan ziarah ke berbagai daerah di Indonesia.


Hidup di jalan sufi membuat Candra sensitif menerima isyarat-isyarat alam dan Ilahi. Dia seketika banting-setir menjadi pencipta lagu dan penyanyi setelah mendapat perintah yang ia yakini datang dari Tuhan. Dalam Kenduri Cinta pada akhir 2011, Emha Ainun Nadjib [Cak Nun] membenarkan adanya isyarat Tuhan itu dan merestui langkah Candra. Sejak September 2011, Candra telah merekam 12 lagu sufistik yang ia sebut sebagai Kidung Sufi dan segera merilis album perdana.


Kedekatannya dengan kalangan agamawan-budayawan memudahkan langkah Candra untuk melibatkan Wakil Rais Syuriah PBNU K.H. Ahmad Mustafa Bisri [Gus Mus] dan Can Nun dalam album religi ini. Cak Nun menulis khusus sajak Mukaddimah Cinta untuk album Candra ini dan membacakannya dalam track pembuka, sedangkan Gus Mus membacakan sajak Pesona dalam track penutup. Candra juga memasukkan rekaman vokal K.H. Abdurrahman Wahid [Gus Dur] dalam lagu Syahadat Cinta, atas izin Keluarga Ciganjur.


Dukungan moril atas pembuatan album Kidung Sufi ini datang dari berbagai kalangan, salah satunya dari Bondan Winarno, wartawan senior yang kini berkiprah dalam dunia kuliner. Berkat Bondan, Candra menembus sejumlah nama besar dalam blantika musik Indonesia, dua di antaranya, solo-violist Idris Sardi dan composer Addie MS. Didi Nugrahadi, penggerak Obrolan Langsat (Obsat) juga berkomitmen membantu memasarkan album Candra melalui jejaring Social Media. Begitu pun Gus Nukman Luthfie, melalui Musikkamu.com.


Dalam album ini, Idris Sardi mengaransemen dan bermain biola dalam orkestrasi lagu Kidung Sufi, featuring Gus Mus. Addie mengaransemen lagu Shiratal Mustaqim dan memimpin Twilite Orchestra memainkan lagu tersebut, featuring Tohpati. Nama-nama besar lainnya adalah Dewa Budjana yang mengaransemen dan bermain gitar dalam lagu Jiwa yang Tenang, Trie Utami ikut bernyanyi dalam dua lagu -- Fatwa Rindu dan Fana Selamanya, dan Dalang Ki Sujiwo Tejo berkolaborasi dengan rapper Marzuki Mohamad Kill The DJ (Jogjakarta Hip Hop Foundation) dan penyanyi reggae Heru Shaggydog dalam lagu Samudera Debu.


Dik Doank memimpin anak-anak asuhnya yang tergabung dalam Komunitas Kandank Jurank Doank untuk ikut bernyanyi dalam lagu Syahadat Cinta. Pemain biola Hendri Lamiri dan gitaris John Paul Ivan ex Boomerang juga tampil dalam lagu Syahadat Cinta tersebut. Keterlibatan belasan musisi ini mewarnai, sekaligus membuktikan kualitas, Kidung Sufi yang digarap Candra Malik ini. Rizki Soekirno, akrab disapa Uki Rebek, banyak membantunya dalam aransemen dan mencipta lagu Allahu Ahad, dan Andri Ardiyanto, gitaris dari Solo, mencipta lagu Hasbunallah.


Kidung Sufi adalah brand yang dipilih Candra untuk menggantikan istilah album religi atau album ruhani supaya lebih tajam dan spesifik. Sedangkan untuk judul album, dia memilih memberinya tajuk “Samudera Cinta”, yang memberi pengertian tentang betapa Cinta sanggup menerima air dari sungai mana pun dan dalam keadaan air yang bagaimana pun. Ia memeroleh judul tersebut setelah berdiskusi dengan Agus Noor, art director dan penulis naskah papan atas di Indonesia.


Candra Malik juga menulis cerita pendek, dan karya-karyanya pernah diterbitkan di Majalah Sastra Horison, Koran Tempo Minggu, Suara Merdeka, Suara Karya, Majalah Femina, dan lain-lain. Namun, ia tipikal penulis yang sangat moody sehingga belum banyak menciptakan karya sastra. Sebagian puisi sufistik karyanya disimpan untuk pribadi.


Mengelola akun Twitter @candramalik dengan lebih dari 18 ribu followers, Candra menulis tweet dengan tagar #FatwaRindu dan #seucap yang menjadi favorit banyak kalangan dilihat dari kuantitas Retweet. Ia juga mengelola akun Twitter @SufiKota dengan lebih dari 3 ribu followers meski 0 following alias tidak mengikuti akun Twitter pihak lain, dan sangat jarang menulis tweet. Fokus akun ini pada tema Sufisme.


Di sela kesibukan keliling Indonesia untuk sowan kiai dan silaturahmi, Candra mengasuh Pesantren Asy-Syahadah di Segoro Gunung, lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, untuk kalangan sangat terbatas, yang mengajarkan khusus tentang Tasawuf. Ia juga menulis tema Sufisme di Rubrik Matahati di Halaman Khazanah di Koran Solopos di Solo, Jawa Tengah, edisi Jum'at. Kini, ia sedang membangun website http://www.candramalik.com.
Read more ...

Tuesday 20 November 2012

Profil Bu Waljinah




Musik Keroncong

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musikyang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa)serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco.Salah seorang penyanyi keroncong yang sangat populer adalah Waljinah

Profil Waljinah



Nama : Waljinah

Temapat dan Tanggal Lahir : Surakarta 7 November 1943
Nama Ayah : Wiryarahardja
Makanan Favorit : Nasi Gunhangan
Lagu -lagu hits : “ Jamune”, “Enthit”, “Yen Ing Tawang Ana Lintang” dan Stambul “Dua
Baju Biru”.

Menurut Penelitian mahasiswa/wi STISI Surakarta Waljinah telah menyanyikan atau telah rekaman 1600 judul lagu.Show Keliling : Selain di Indonesia, Show ke luar negeri Belanda, Suriname.

Awal Karier:

Kelas 6 SD sudah mulai mengembangkan bakat menyanyi Keroncong. Yang di bimbing oleh Munadi

Waljinah mengikuti kontes menyanyi pada tahun 1958 yaitu Kontes Ratu Kembang Kacang di selenggarakan oleh RRI dan Perfini. Kontes tersebut di selenggarakan sebagai respon Popularitas Sountrack film Delapan Penjuru Angin yang berjudul “ Kembang Kacang” dalam kontes tersebut Waljinah memperoleh gelar Ratu Kembang Kacang dan dari Kemenangan itulah Waljinah dapat memasuki dapur rekaman. Dalam rekaman itu ada pengalaman yang tidak bisa di lupakan yaitu : karena Waljinah masih kecil, mulutnya tidak sampai mik maka waljinah menggunakan alat bantu dingklik/ sejenis bangku kecil yang terbuat dari kayu) agar menambah tinggi dan dapat menjangkau mik.

Pada tahun 1959 Mengikuti Pemilihan Bintang Radio tingkat Eks Karesidenan Surakarta.


Pada tahun 1965 Waljinah menerima piala langsung dari Presiden Pertama Indonesia Presiden Sukarno, Waljinah juara 1 Bintang Radio Tingkat Nasional untuk Kategori Keroncong.

Pada Tahun 1968, Waljinah kembali memasuki dapur Rekaman dengan menyanyikan lagu “Walang Kekek’’ konon kabarnya lagu berjudul Walang Kekek yang dinyanyikannya laris dipasaran pada saat ituAlbum Seleksi EMAS Keroncong WALDJINAH: Bowo Dandang Gulo, Mawar Biru,Ngimpi, Mas Joko, Langgam Blitar, Keno Godo, Pohon Beringin, Langgam Brambang Bawang, Beboyo Margo, Gemes, Kecik-kecik, Ande-Ande Lumut, Resepsi, Tresnaku-Tresnamu, Nyungging AtiWaljinah berkolaburasi rekamanan dengan penyanyi Pop Indonesia Alm. Chrisye menyanyikan lagu yang berjudul Semusim.

Kegiatan Waljinah pada saat ini selain show,dan untuk melestarikan Keroncong Waljinah membina generasi muda anak,cucu, kerabat, tetangga di Surakarta untuk berlatih menyanyi Keroncong.

Pada awal karir, ia meluncurkan album “kompilasi” bersama penyanyi lain, yaitu album Elingo Beboyo Margo (1968) yang di isi bersama Enny Koesrini (juara Harapan Bintang Radio Indonesia 1967) dan Sri Rahadjeng. Banyak diantara albumnya dibuat dengan iringan Orkes Keroncong Bintang Surakarta yang dipimpinnya sendiri.

Waldjinah pernah berduet dengan si “Buaya Keroncong” dari kota Surabaya, yaitu Mus Mulyadi. Lagu Walang Kekek yang melambungkan namanya di Indonesia disamping juga lagu Jangkrik Genggong. Ia acapkali melantunkan lagu-lagu ciptaan Gesang, Andjar Any, dan Ismail Marzuki.

Di Tahun 2002 Waldjinah menerima anugerah seni dari yayasan musik Hanjaringrat di solo dengan komponis Gesang dan para seniman yang lainnya.

Diskrografi

Elingo Bebaya Marga (album bersama) – 1968

Ngelam-Lami
O, Sarinah
Putri Solo
Putri Gunung
Walang Kekek
Irama Senja
Jula Juli Suroboyo
Jangkrik Genggong
Kenyo Bali
Jago Kate
Mahesa Jenar
Ayo Ngguyu
Kethek Ogleng
Sego Liwet
Kencana Wungu
Kacu Biru
Ojo Sembrono
Ciu Gambar Manuk
Mete Goreng
Alus Koyo Salju

Lagu Jawa

lagu pertamanya Yen Ing Tawang

Bengawan Solo (lagu)
Walang Kekek
Ande Ande Lumut
Rudjak Ulek
Suwe Ora Jamu
Kala Cinta Menggoda
Pipo Londo
Nginang Karo Ngilo
Rondo Kempling

Lagu Pop Jawa Modern Waldjinah dan Mus Mulyadi
Sakit Gigi
Goyang Semarang
Getuk
Mas Joko
Sentir Lengo Potro
Jowal Jawil
Read more ...

Biografi Pak Gesang









Nama Lengkap: Gesang Martohartono

Nama Populer: Gesang
Tanggal Lahir: 1 Oktober 1940
Tempat Lahir: Surakarta, Jawa Tengah

Wafat: 20 Mei 2010
Pencipta Lagu : Bengawan Solo

Pak Gesang Martohartono yang lebih populer dengan nama Gesang, lahir pada tanggal 1 Oktober 1940 di Surakarta, Jawa Tengah. Beliau merupakan penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Pak Gesang dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," Salah satu lagu yang sangat terkenal di Indonesia dan juga Dunia adalah Bengawan Solo. Lagu 'Bengawan Solo' telah diterjemahkan kedalam, lebih dari 10 bahasa termasuk bahasa Tionghoa, bahasa Inggris dan bahasa Jepang.


Lagu Bengawan Solo diciptakan pada tahun 1940, ketika Pak Gesang masih berusia 23 tahun. Proses Penciptaan lagu Bengawan Solo tersebut terinspirasi saat Beliau sedang duduk di tepi Sungai Bengawan Solo. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan. Cukup lama untuk menciptakan sebuah lagu yang sangat indah dan sangat populer ini.

Lagu Bengawan Solo memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Negara Jepang. Bengawan Solo pernah dipakai dalam salah satu film layar lebar Jepang.


Namun, Lagu Bengawan Solo Ciptaan Pak Gesang dibajak oleh orang belanda, penulis menonton acara berita telivisi di SCTV, akhir bulan April 2010 kemarin, ini yang membuat kesehatan Pak Gesang Turun drastis, dan harus dirawat Di rumah sakit.


Pak Gesang Martohartono tutup usia tanggal 20 Mei 2010. Pencipta lagu Bengawan Solo ini wafat di ruang rawat ICU RS PKU Muhammdyah, Solo
Read more ...

Profil Djaduk Ferianto








Nama Lengkap : Gregorius Djaduk Ferianto

Alias : Djaduk Ferianto 
Kategori : HUMANIORA
Agama : Katolik
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Rabu, 19 Agustus 1964 
Zodiac : Cancer
Warga Negara : Indonesia
Anak : Gusti Arirang, Ratu Hening, Presiden Dewa Gana, Kandida Rani Nyaribunyi, Rajane Tetabuhan

Ayah : Bagong Kussudiardjo 

Saudara : Butet Kartaredjasa, Ida Manutranggana, Elia Gupita, Rondang Ciptasari, Otok Bima Sidharta, Purbasari Ayuwangi
Ibu : Soetiana
Istri : Petra


BIOGRAFI


Gregorius Djaduk Ferianto yang lebih populer dengan nama Djaduk Ferianto ini adalah seorang aktor dan seniman musik Indonesia. Djaduk awalnya diberi nama Guritno oleh sang paman, namun nama itu hanya bertahan sampai ia berusia 10 tahun. Karena ia kerap jatuh sakit, ayahnya mengganti nama Guritno menjadi Djaduk yang artinya unggul.
Sejak umur delapan tahun, Djaduk sudah aktif menari di Pusat Latihan Tari milik ayahnya. Anak bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia, dan adik dari monolog kawakan Butet Kertaradjasa, terbilang beruntung karena lahir dan tumbuh di lingkungan yang sangat mendukung kariernya terlebih di bidang seni musik dan teater.
Djaduk banyak belajar soal musik dan film dari dua tokoh perfilman legendaris, Teguh Karya dan Arifin C. Noer. Selain itu, ia secara khusus pergi ke Jepang untuk mempelajari teknik olah pernapasan dalam memainkan alat musik tiup. Ilmunya di bidang musik pun semakin bertambah saat ia belajar musik di New York.
Sepanjang perjalanan karirnya, ayah lima anak ini sempat mengalami diskriminasi, salah satunya adalah pembedaan antara lokal dan nasional. Djaduk baru bisa masuk industri musik nasional di tahun 1996. Meskipun frekuensi tampil di ibukota sangat tinggi, Djaduk memilih untuk tetap tinggal di Yogyakarta.


PENDIDIKAN


Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta


KARIR


Menjadi penata musik sejumlah repertoar Gandrik

Mengikuti pementasan keliling, termasuk Jerman, Denmark, Swedia, Belanda, dan Turki

Mencipta komposisi musik, untuk ilustrasi musik film dan sinetron, jingle iklan, untuk teater, atau sejumlah event olahraga, sejak 1982

Membuat musik untuk Pekan Tari Muda VI Dewan Kesenian Jakarta

Mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha

Mendirikan kelompok Rheze, 1976

Menggarap musik pentas teater “Pak Kanjeng, 1980-1993

Musik untuk upacara pembukaan-penutupan Pesparawi di Kalimantan Tengah

Turut serta merancang penataan musik sejumlah repertoar tari garapan Bagong Kussudiardjo

Membuat musik untuk Festival Film Indonesia 1984

Bergabung di Teater Gandrik bersama Novi Budianto, sejak 1985

Menggarap komposisi musik untuk mengiringi pembacaan puisi Emha Ainun Nadjib bersama Novi Budianto, 1993-1995

Mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika bersama dengan Butet Kertaredjasa dan Purwanto, 1995

Berkolaborasi dengan Aminoto Kosim menggarap komposisi musik untuk acara Dua Warna, di RCTI, 1995

Mendirikan Orkes Sinten Remen pada 1997


PENGHARGAAN


Karya:

Unen-unen (1982)

Gema Nusantara (1984)

Musik untuk Sea Games (1987)

Musik Tari ASEAN Dancers Festival, Jakarta (1989)

Voice of Borneo (1990)

Musik tari “Aku”, Indonesia Dance Festival, Jakarta (1992)

Musik Drama “Pak Kanjeng”

Musik “Mimpi di Tanah Jawa” (Prancis)

Musik Sinetron “Alangalang" (Teguh Karya)

Musik sinetron “Saur Sepuh”

Musik Sinetron “Soero Buldog” (Slamet Rahardjo)

Musik Opera “Rama Sinta” (N. Riantiarno)

Musik Tari “Harkitnas”, Jakarta, (1994)

Musik Film “Cemeng 2005, The Last Primadona” (N. Riantiarno)

Komposisi “Kua Etnika”, RCTI Jakarta

Musik Kenduri Nasional, di Monas

Musik Film Dokumenter “Dongeng Kancil (Garin Nugroho), (1995)

Musik “Bayangkara Emas” HUT Polri ke50

Musik Tari “Gunung Segoro & Bandawala Pati”

ASEAN Dance Festival, Musik Pembukaan PON ke14 (1996)

Musik Film “Daun di Atas Bantal” (Garin Nugroho)

Musik Tari “Gandrung Blambangan” (Dedy Luthan), (1997)

Musik Film “Telegram” (Slamet Rahardja)

Musik “Opera Anoman” (N. Riantiarno & Adhie MS)

Musik Monolog “Lidah (Masih) Pingsan” Butet Kartaredjasa (1998)

Musik Teater Gandrik “Brigade Maling” di Melbourne, Australia

Konser Musik “Ethnovaganza” (1999)

Konser Musik “Ritus Swara"

Musik sinetron “Borobudur” (2000)

Konser Musik “Unenunen”

Ilustrasi Musik Film “Marsinah”

Musik Monolog “Ciganjur III ½”

Konser Musik Dangdut Alternatif di Hard Rock Cafe bersama Iis Dahlia (2001)




Filmografi:

Petualangan Sherina (2000)

Koper (2006)

Jagad X Code (2009)

Cewek Saweran (2011)




Diskografi:

Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kua Etnika,1997)

Ritus Swara (bersama Kua Etnika, 2000)

Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000)

Komedi Putar (bersama Orkes Sinten Remen, 2002)

anji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003)

Maling Budiman (bersama Orkes Sinten Remen, 2006)

Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006)

Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)




Penghargaan:

Meraih Kreativitas terbaik dalam Festival Akustik se-Jawa Tengah dan DIY (1982)

Juara 1 Musik Humor Tingkat Nasional

Piala Vidia Festival Sinetron Indonesia sebagai Penata Musik Terbaik (1995)

Dinobatkan sebagai Pemusik Kreatif oleh PWI cabang Yogyakarta (1995)

Nomine Festival Sinetron sebagai penata musik terbaik “Di Balik Pusaran Awan” (1996)

Grand Prize 2000 (Unesco)


SOCIAL MEDIA


twitter.com/DjadukFerianto

facebook.com/people/Djaduk-Ferianto/1531927886

www.kuaetnika.com
Read more ...

Profil Butet Kartaredjasa


 http://images.solopos.com/2011/05/05-butet-1.jpg

Nama Lengkap : Butet Kartaredjasa
Alias : No Alias
Kategori : HUMANIORA
Tempat Lahir : Yogyakarta
Warga Negara : Indonesia

Anak : Giras Basuwondo, Suci Senanti, Galuh Paskamagma
Ayah : Bagong Kussudiardjo
Istri : Rulyani Isfihana
Saudara : Ida Manutranggana, Elia Gupita, Rondang Ciptasari, Otok Bima Sidharta, Purbasari Ayuwangi, Gregorius Djaduk Ferianto
BIOGRAFI
Butet adalah seorang aktor teater yang memiliki kemampuan panggung atau akting tunggal. Putra dari maestro tari Bagong Kussudiardjo ini lebih condong menyebutnya sebagai monolog, yaitu sebuah penampilan tunggal diatas pangung dengan membawakan beberapa karakter seorang diri. Walaupun kadang ia sulit dibedakan dengan stand up comedy.

Monolog Butet yang cukup menarik adalah pementasannya ketika menirukan suara pejabat, antara lain Harmoko, Soeharto, dan B.J. Habibie. Ia juga pernah memerankan tokoh SBY (Si Butet Yogya) dalam Republik Mimpi di TV One yang merupakan pameo dari presiden RI, SBY. Sementara di dunia layar lebar, Butet memerankan beberapa peran seperti Petualangan Sherina (2000), Banyu Biru (2005), Maskot (2006), dll.

Aktor kawakan yang tercatat sebagai Ketua Yayasan Bagong Kussudiardja ini menggagas program Indonesia Kita bersama adiknya yang menggeluti musik etnik, Djaduk Ferianto, dan Agus Noor. Program Indonesia Kita merupakan sebuah forum pergelaran seni untuk meyakini kembali proses ke-Indonesia-an melalui jalan kesenian dan kebudayaan. Butet mengaku program ini dirancang untuk menjadi sebuah forum di mana isu-isu kreatif seperti status Yogya dan pluralisme Indonesia dapat diperdebatkan melalui karya seni. Berikut adalah daftar judul pertunjukan dalam serial Indonesia Kita:
Laskar Dagelan (Maret 2011)
Beta Maluku (Mei 2011)
Kartolo Mbalelo (Juli 2011)
Mak Jogi (Juli 2011)
Kutukan Kudungga (Oktober 2011)
PENDIDIKAN
Sekolah Menengah Seni Rupa (1978-1982)
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta (tidak selesai, 1982-1987)
PENGHARGAAN
Filmografi:
Petualangan Sherina (2000)
Banyu Biru (2005)
Koper (2006)
Maskot (2006)
Anak-Anak Borobudur (2007)
Drupadi (2008)
Jagad X Code (2009)
Tiga Doa Tiga Cinta (2009)
Capres (Calo Presiden) (2009)
Seleb Kota Jogja (SKJ) (2010)
Golden Goal (2011)

Pentas Monolog:
Racun Tembakau (1986)
Lidah Pingsan (1997)
Lidah (Masih) Pingsan (1998)
Benggol Maling (1998)
Raja Rimba Jadi Pawang (1999)
Iblis Nganggur (1999)
Guru Ngambeg (2000)
Mayat Terhormat (2003)
Matinya Toekang Kritik (2006)
Sarimin (2007)
Presiden Guyonan (2008)
Kucing (2010)

Penghargaan:
Aktor Terbaik Festival Teater SLTA se-DIY ke-2 (1979)
Aktor dan Sutradara Terbaik Festival Teater SLTA se-Daerah Istimewa Yogyakarta k-4
Juara Pertama Lomba Esai Taman Ismail Marzuki (1982)
Juara Pertama Lomba Esai tentang Wartawan, LP3Y (1983)
SOCIAL MEDIA
twitter.com/masbutet
butetkartaredjasa.blogdetik.com
Read more ...

Profil WS. Rendra


http://img231.imageshack.us/img231/9253/wsrendrawallpaper011280.jpg

Nama Lengkap : Willibrordus Surendra Broto Rendra
Tempat /Tgl Lahir: Solo, 7 November 1935
Nama Julukan : “Burung Merak”.
Karir : Pendiri Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Masa kecil
Anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu
Pendidikan
  • TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
  • SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo – Tamat pada tahun 1955.
  • Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta – Tidak tamat.
  • Mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 – 1967).

Rendra sebagai sastrawan
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya, piawai di atas panggung mementaskan beberapa dramanya dan tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Pada tahun 1952 ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
“Kaki Palsu” adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).
Bengkel Teater
Pada tahun 1961, sepulang dari Amerika Serikat, Rendra mendirikan grup teater di Yogyakarta. Akan tetapi, grup itu terhenti karena ia pergi lagi ke Amerika Serikat. Ketika kembali lagi ke Indonesia (1968), ia membentuk kembali grup teater yang bernama Bengkel Teater. Bengkel Teater ini sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Sampai sekarang Bengkel Teater masih berdiri dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.
Penelitian tentang karya Rendra
Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974″. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957-1972): Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.
Penghargaan
  • Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
  • Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
  • Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
  • Hadiah Akademi Jakarta (1975)
  • Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
  • Penghargaan Adam Malik (1989)
  • The S.E.A. Write Award (1996)
  • Penghargaan Achmad Bakri (2006).
Kontroversi pernikahan, masuk Islam dan julukan Burung Merak
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.
Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkawinannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.
Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang.
Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
Beberapa karya Drama
  • Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
  • Bip Bop Rambaterata (Teater Mini Kata)
  • SEKDA (1977)
  • Selamatan Anak Cucu Sulaiman (dimainkan 2 kali)
  • Mastodon dan Burung Kondor (1972)
  • Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)- dimainkan dua kali
  • Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)
  • Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul “Oedipus Rex”)
  • Lisistrata (terjemahan)
  • Odipus di Kolonus (Odipus Mangkat) (terjemahan dari karya Sophokles,
  • Antigone (terjemahan dari karya Sophokles,
  • Kasidah Barzanji (dimainkan dua kali)
  • Perang Troya Tidak Akan Meletus (terjemahan dari karya Jean Giraudoux asli dalam bahasa Prancis: “La Guerre de Troie n’aura pas lieu”)
  • Panembahan Reso (1986)
  • Kisah Perjuangan Suku Naga (dimainkan 2 kali)
Sajak/Puisi

  • Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
  • Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
  • Blues untuk Bonnie
  • Empat Kumpulan Sajak
  • Jangan Takut Ibu
  • Mencari Bapak
  • Nyanyian Angsa
  • Pamphleten van een Dichter
  • Perjuangan Suku Naga
  • Pesan Pencopet kepada Pacarnya
  • Potret Pembangunan Dalam Puisi
  • Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)
  • Rick dari Corona
  • Rumpun Alang-alang
  • Sajak Potret Keluarga
  • Sajak Rajawali
  • Sajak Seonggok Jagung
  • Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
  • State of Emergency
  • Surat Cinta

Read more ...

Kebudayaan Dan Kesenian Jawa Timur

Sejarah Kesenian Jawa Timur



1) Jaman Peralihan





Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga





2) Jaman Singasari





Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.





3) Jaman Majapahit





Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dll




Budaya dan adat istiadat




Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini. Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.




Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.

Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.







Bahasa




Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks-Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah. Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya, hanya saja ada beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup; ini dikenal sebagai Boso Walikan. Saat ini Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA. Bahasa Madura dituturkan oleh Suku Madura di Madura maupun dimanapun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam dua bahasa: Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di Pulau Madura (mutually unintellegible).

Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuna.







Kesenian dan Budaya Jawa Timur





Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.




Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.




Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.




a. Seni Tari





Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.





b. Musik





Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.

Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti; mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.





c. Rumah adat





Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.

Jawa memiliki berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakatnya. berbagai seni tradisi dan budaya tertuang dalam karya karya pusaka masyarakat jawa seperti batik, rumah joglo, keris dan gamelan. karya pusaka seni dan budaya jawa seperti diatas sangat populer dan mendapatkan tempatnya sendiri di hati msyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta. Menginginkan suasana jawa dengan rumah joglonya dapat dilakukan dengan berwisata adat dan budaya di yogyakarta. sekarang ini telah muncul banyak pilihan berwisata yang menawarkan sifat dan budaya lokal yang tercover dalam desa wisata. Anda tentunya akan dapat menikmati suasana seperti masyarakat jawa sesungguhnya karenan memang desa desawisata telah dipadukan dengan kearifan lokal yang patut anda kunjungi. Selamat berwisata ke jogja…




d. Pakaian adat




Pakaian adat jawa timur ini disebut mantenan. pakaian ini sering digunakan saat perkawinan d masyarakat magetan jawa timur




e. Kerajinan tangan




Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap lampu, tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya. Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat daya kota Magetan.




f. Perkawinan




Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.





g. Festival Bandeng





Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tahun ini. Kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi) bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo.

Kurang biaya dan bencana lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu dihilangkan. Walaupun tidak ada lelang, kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan bandeng dengan bobot tak wajar alias raksasa.

Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng karena ikan itu adalah ikon utama Kabupaten Sidoarjo.

Festival yang juga bertujuan melestarikan budaya tradisional tahunan masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil tambak berupa bandeng yang paling sehat dan terbaik.





h. Upacara Kasodo





Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku Tengger.

Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.





i. Parikan





Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan (bagian awal permainan ludruk). Ketiga jenis parikan tersebut adalah lamba (parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa berisi kisah-kisah kocak).





j. Ketoprak





Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan.

Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.




k. Reog Ponorogo





Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnya kota Ponorogo. Tak hanya topeng kepala singa saja yang menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok warok dan gemblak yang menjadi bagian dari kesenian Reog.

Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan.

Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.

Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang. Eits, tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.





l. Karapan Sapi





Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.

Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.

Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.







Sumber :







http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur




http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Jawa-Timur/Seni-Budaya/Festival-Bandeng




http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Jawa-Timur/Seni-Budaya/Karapan-Sapi




http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Jawa-Timur/Seni-Budaya/Reog-Khas-Ponorogo




http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Jawa-Timur/Seni-Budaya/Parikan




http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Jawa-Timur/Seni-Budaya/Ketoprak




http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Jawa-Timur/Seni-Budaya/Upacara-Kasodo




http://mengenalbudayajawa.blogspot.com/2012/05/kebudayaan-dan-kesenian-jawa-timur.html
Read more ...
Design by BlogSpotDesign | Ngetik Dot Com